Tim ADEF Mahasiswa PBS UAD Raih Gold Medal Pada International Business Plan Competition 2025
Yogyakarta – Alhamdulillah berita gembira hadir di Program Studi Perbankan Syariah (Prodi PBS) Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD), berita gembira tersebut berkaitan dengan torehan prestasi yang diraih oleh Tim Ahmad Dahlan Entrepreneurship Forum (ADEF) Prodi Perbankan Syariah UAD angkatan 2022. Tim Mahasiswa atas nama Fortune Team berhasil mendapat Gold Medal dalam perlombaan International Business Plan Competition tahun 2025. Fortune Team sendiri terdiri dari tiga orang Mahasiswa, yaitu Febriyanto Syafrizal, Novia Fitri dan Quraini Tiara.
Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri baja. Namun, di balik gemerlap pabrik dan asap industri, lahir sosok pemuda yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia. Ia adalah Febriyanto Safrizal, putra asli Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon. Pemuda kelahiran 2001 itu tidak memiliki perjalanan hidup yang mulus. Usai lulus SMK, Febri (sapaan akrabnya) sempat tidak melanjutkan kuliah selama tiga tahun lantaran sulitnya mencari pekerjaan di lingkungan tempat tinggalnya.
Namun, keterbatasan itu tidak membuatnya menyerah. Ia tetap menyimpan mimpi untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Kini, Febri tercatat sebagai mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Bersama dua rekannya, Novia Fitri Rahayu (Cikampek, Jawa Barat) dan Quraini Tiara (Yogyakarta), ia berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang internasional Youth Innovators Competition 2025 yang diikuti peserta dari Indonesia, Malaysia, dan Pakistan.

Pengumuman Juara International Business Plan
Tim Indonesia yang digawangi Febri sukses meraih Bronze Medal sekaligus penghargaan khusus The Winner of Empowered Innovation Award. Inovasi yang mereka usung diberi nama “Teavolution”, sebuah konsep wisata edukasi di kebun teh Kulon Progo, Yogyakarta. Melalui program ini, wisatawan tidak hanya menikmati teh, tetapi juga mendapat pengalaman belajar tentang proses produksi, berkemah, hingga bersepeda estetik di hamparan kebun teh.
“Inovasi ini sederhana tapi berdampak besar. Teh yang biasanya hanya diseduh, kami kembangkan menjadi pengalaman wisata yang bernilai edukasi sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” jelas Febri, Selasa (26/8/2025). Keberhasilan Febri dan timnya tidak diraih dengan mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah penggunaan bahasa Inggris saat presentasi dan sesi tanya jawab dengan juri internasional. “Kami latihan berulang kali, bahkan sampai larut malam. Capek, tapi dari situ kami belajar arti disiplin dan kerja sama,” ungkapnya.
Febri menambahkan, lingkungan keras Kota Cilegon justru membentuk mental baja dalam dirinya. “Saya tumbuh melihat orang-orang bekerja keras di pabrik. Dari situ saya belajar, kalau mau berhasil jangan manja dan jangan mudah menyerah,” ujarnya. Inspirasi dari Kota Baja Kisah Febri menjadi bukti nyata bahwa anak muda dari Cilegon juga bisa bersaing di kancah global.
Prestasinya kini menjadi inspirasi bagi generasi muda, bahwa mimpi besar tidak harus lahir dari kota besar, melainkan dari tekad, kerja keras, dan keberanian melangkah. “Saya ingin buktikan, anak muda Cilegon juga bisa. Asal nggak malas, asal mau kerja keras, peluang itu selalu ada,” tegasnya. Dari Kota Cilegon (kota baja yang identik dengan industri) lahirlah pemuda bermental baja yang berhasil menembus panggung dunia. Nama Febriyanto Safrizal kini menjadi simbol harapan bahwa siapa pun bisa meraih mimpi, asal berani berusaha dan tak pernah menyerah. (PBS)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!