PBS UAD Melaksanakan Kegiatan Bimbingan Akademik Sebelum Masa Perkuliahan Gasal T.A. 2024/2025 Dimulai
Yogyakarta – Bimbingan akademik antara dosen dan mahasiswa menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga kualitas pembelajaran di perguruan tinggi. Melalui program ini, dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar di ruang kelas, tetapi juga menjadi mitra strategis mahasiswa dalam merencanakan, mengarahkan, serta mengevaluasi perjalanan studinya.
Di banyak perguruan tinggi, termasuk kampus-kampus di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Agama, kegiatan bimbingan akademik dilaksanakan secara berkala minimal dua kali setiap semester. Pertemuan ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pendampingan dalam memilih mata kuliah, memahami sistem kredit semester (SKS), hingga mengantisipasi kendala akademik maupun non-akademik yang berpotensi menghambat penyelesaian studi.
Dosen pembimbing akademik (PA) memiliki peran strategis sebagai academic advisor. Mereka bertugas memberikan arahan kepada mahasiswa sejak awal perkuliahan hingga mahasiswa mendekati masa kelulusan. Tidak hanya sebatas administrasi seperti pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), bimbingan akademik juga menyentuh aspek psikologis, motivasi belajar, bahkan masalah personal yang berdampak pada capaian akademik.

Bimbingan Akademik Bersama Dosen PBS UAD T.A 2025/2026
Dalam praktiknya, mahasiswa biasanya diwajibkan berkonsultasi dengan dosen PA sebelum melakukan pengisian KRS. Pada tahap ini, dosen akan mengevaluasi hasil studi semester sebelumnya, lalu memberikan rekomendasi mata kuliah yang sebaiknya diambil. Bagi mahasiswa dengan prestasi akademik baik, dosen mungkin memberikan izin mengambil beban SKS maksimal. Namun, bagi mahasiswa yang memiliki nilai rendah di beberapa mata kuliah, dosen menyarankan pengambilan SKS secukupnya agar tidak terlalu berat.
Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk berdiskusi mengenai minat dan arah karier mereka. Misalnya, mahasiswa yang bercita-cita menjadi praktisi perbankan syariah diarahkan untuk memperdalam mata kuliah terkait akuntansi syariah, fintech, dan manajemen risiko. Sementara mahasiswa yang berminat ke bidang penelitian didorong untuk aktif mengikuti seminar, workshop, dan penulisan karya ilmiah.
Bagi mahasiswa, bimbingan akademik menjadi wadah untuk mendapatkan arahan sekaligus mencurahkan masalah. Ahmad Fauzi, mahasiswa semester lima di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah, mengaku terbantu dengan adanya program ini. Meski demikian, pelaksanaan bimbingan akademik masih menghadapi tantangan. Jumlah mahasiswa yang banyak terkadang membuat dosen kesulitan memberikan perhatian penuh. Di sisi lain, sebagian mahasiswa kurang aktif memanfaatkan kesempatan konsultasi dengan dosen.
Pihak kampus terus berupaya memperkuat mekanisme bimbingan akademik dengan memanfaatkan teknologi, seperti penggunaan aplikasi akademik terpadu yang memungkinkan mahasiswa berkonsultasi daring, mengunggah rencana studi, serta memonitor capaian belajar secara real-time.
Bimbingan akademik menjadi salah satu instrumen penting dalam menjamin mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Melalui interaksi yang intens antara dosen dan mahasiswa, program ini diharapkan dapat mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga matang secara mental, terarah dalam karier, dan siap bersaing di dunia kerja maupun dunia penelitian. (PBS)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!