Mahasiswa PBS UAD Jalani Pengisian KRS, Tantangan dan Harapan di Awal Semester Baru
Yogyakarta – Menyambut awal semester ganjil tahun akademik 2025/2026, ribuan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi tengah sibuk melakukan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS). Proses pengisian KRS yang berlangsung baik secara daring maupun luring ini menjadi agenda rutin setiap awal semester, namun tetap menyita perhatian karena erat kaitannya dengan kelancaran perkuliahan mahasiswa selama satu semester ke depan.
Di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), misalnya, sistem pengisian KRS telah dibuka sejak pekan kedua September 2025. Mahasiswa mengakses sistem akademik berbasis online Portal UAD untuk memilih mata kuliah sesuai dengan kurikulum dan jumlah SKS yang dapat ditempuh. Namun, tidak jarang proses ini menimbulkan dinamika tersendiri. Banyak mahasiswa mengaku harus berebut kelas karena kuota terbatas, bahkan beberapa kali sistem mengalami gangguan akibat tingginya jumlah pengguna yang mengakses secara bersamaan.
“Setiap awal semester selalu ada tantangan. Kadang server error, atau mata kuliah yang kita incar sudah penuh duluan. Jadi harus cepat-cepatan,” ungkap Syahdan, mahasiswa semester lima prodi Perbankan Syariah, ketika ditemui seusai melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing akademik (DPA).
Selain itu, konsultasi dengan DPA juga menjadi bagian penting dalam proses KRS. Mahasiswa wajib berdiskusi untuk memastikan mata kuliah yang diambil sesuai dengan ketentuan kurikulum, capaian pembelajaran, dan syarat prasyarat. Banyak mahasiswa mengaku pertemuan dengan dosen pembimbing memberikan arahan yang membantu dalam menentukan strategi akademik, khususnya dalam menyusun beban SKS yang ideal.

Yang perlu di ingat sebelum KRSan
“Mahasiswa kadang ingin mengambil SKS yang banyak supaya cepat lulus, tapi kami ingatkan agar tetap realistis. Beban kuliah harus disesuaikan dengan kemampuan dan kegiatan lain. Jangan sampai malah mengganggu prestasi,” ujar Rofiul Wahyudi, sekretaris prodi Perbankan Syariah UAD.
Bagi mahasiswa baru, pengisian KRS menjadi pengalaman pertama yang cukup menegangkan. Mereka harus memahami alur sistem, jadwal mata kuliah, hingga mengenal peran DPA. Pihak universitas pun berupaya memberikan bimbingan melalui sosialisasi, tutorial online, serta layanan helpdesk agar mahasiswa tidak kesulitan.
Di sisi lain, universitas terus berupaya meningkatkan kualitas layanan akademik. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan sistem otomatisasi, di mana mahasiswa dapat melihat rekomendasi mata kuliah berdasarkan riwayat akademiknya. Sistem ini diharapkan mampu mengurangi kesalahan dalam pengisian serta mempercepat proses validasi.
Kendati demikian, beberapa mahasiswa tetap menilai masih ada yang perlu dibenahi. Di antaranya adalah ketersediaan mata kuliah pilihan yang terbatas, jadwal bentrok, hingga kuota kelas yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa. Masalah-masalah tersebut sering menjadi topik diskusi di kalangan mahasiswa dan organisasi intra kampus.

Pembagian Jam KRSan Untuk Mahasiswa Setiap Fakultas
Selain aspek teknis, pengisian KRS juga dipandang sebagai momen refleksi akademik. Banyak mahasiswa memanfaatkan waktu ini untuk mengevaluasi capaian semester sebelumnya, sekaligus merencanakan langkah ke depan, baik untuk memperbaiki IPK maupun mempersiapkan skripsi.
Dengan beragam tantangan yang ada, pengisian KRS tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan akademik mahasiswa. Universitas diharapkan mampu terus meningkatkan sistem layanan agar lebih efisien dan ramah pengguna, sementara mahasiswa dituntut untuk lebih teliti dan proaktif dalam merencanakan studinya.
Sebagaimana harapan banyak pihak, proses pengisian KRS tahun ini dapat berjalan lancar dan menjadi awal yang baik bagi mahasiswa dalam menapaki semester baru. (PBS)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!