Dosen PBS UAD Lolos Serdos Tahun 2025: Bukti Profesionalisme dan Dedikasi di Dunia Pendidikan Tinggi
Yogyakarta – Kabar gembira datang dari lingkungan perguruan tinggi di Indonesia. Sebanyak puluhan dosen dinyatakan lolos dalam proses Sertifikasi Dosen (Serdos) tahun 2025. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi sekaligus pengakuan resmi atas profesionalisme para pendidik di universitas. Termasuk pada Program Studi Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan (PBS UAD), dua orang dosen atas nama Akhmad Arif Rifan, M.S.I dan Sunu Prasetya Adi, M.E berhasil lolos Sertifikasi Dosen pada tahun 2025 ini. Sertifikasi dosen merupakan proses penilaian kompetensi, kualifikasi, dan kinerja dosen yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tujuannya adalah untuk memastikan dosen memiliki standar kualitas dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, misalnya, tercatat lebih dari 30 dosen berhasil lolos dalam seleksi serdos tahun ini. Mereka dinyatakan memenuhi syarat berdasarkan berbagai indikator, seperti portofolio akademik, rekam jejak penelitian, publikasi ilmiah, keterlibatan dalam pengabdian masyarakat, serta evaluasi mahasiswa terhadap kinerja dosen.
Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pencapaian para dosen tersebut. Menurutnya, kelulusan dalam sertifikasi bukan hanya sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga kontribusi besar bagi peningkatan kualitas institusi. “Lolosnya dosen dalam sertifikasi ini menunjukkan bahwa para pendidik kita mampu membuktikan profesionalisme dan komitmen dalam menjalankan tugasnya. Hal ini juga berdampak positif bagi akreditasi universitas dan kualitas lulusan yang kita hasilkan,” ujarnya.
Program sertifikasi dosen juga memiliki dampak langsung bagi kesejahteraan dosen. Mereka yang dinyatakan lulus berhak menerima tunjangan profesi yang setara dengan satu kali gaji pokok. Tunjangan ini diharapkan dapat menjadi motivasi tambahan agar dosen semakin fokus mengembangkan kualitas akademik dan penelitian. Menurut catatan Ditjen Dikti, jumlah dosen yang mengikuti sertifikasi tahun 2025 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan tingginya semangat dosen dalam meningkatkan profesionalisme dan menempuh standar yang lebih baik. Namun demikian, proses seleksi tetap dilakukan dengan ketat untuk memastikan hanya dosen yang benar-benar memenuhi syarat yang dinyatakan lulus.
Di tengah persaingan global, keberhasilan dosen lolos sertifikasi juga dipandang sebagai modal penting bagi perguruan tinggi Indonesia dalam meningkatkan daya saing. Dosen yang tersertifikasi diharapkan mampu memperluas jaringan penelitian internasional, menghasilkan publikasi bereputasi, serta mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan inovatif. Dengan capaian tersebut, diharapkan para dosen terus menjaga integritas, meningkatkan kapasitas diri, dan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan lebih optimal. Sertifikasi bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar untuk memajukan dunia pendidikan dan melahirkan generasi unggul di masa depan. (PBS)



Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!