PBS UAD Bersama KSEI ADSEF Menjadi Tuan Rumah Rakernas FoSSEI 2023
Yogyakarta – Program Studi Perbankan Syariah (PBS) Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD) bersama dengan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Ahmad Dahlan Sharia Economic Forum (ADSEF) menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Rakernas FoSSEI tahun 2023. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 10 sampai 12 Januari 2023 yang bertepatan dengan 16 hingga 18 Jumadil Akhir 1444 H. Kegiatan tersebut terlaksana dibeberapa tempat seperti di ruang Amphitarium Lt. 9, Gedung Utama, Kampus IV UAD, Bantul, D.I.Y dan juga Aula Islamic Centre UAD. Rakerna kali ini mengusung tema Perkuat Sinergi Untuk Pengembangan Ekonomi Syariah Yang Terkalibrasi.
Pada pembukaan acara, Dekan FAI UAD Bapak Dr. Nur Kholis, M.Ag menyampaikan apresiasi kepada Prodi PBS UAD dan juga panitia yang sudah berusaha maksimal untuk mensukseskan acara rakernas tersebut dan kepada seluruh peserta yang berasal dari berbagai KSEI dan Universitas di Indonesia yang turut hadir diucapkan selamat datang di Kampus Utama UAD serta kota penuh sejarah, yaitu Yogyakarta. Besar harapan dari Rakernas tahun 2023 ini menghasilkan putusan dan kebijakan yang manfaat bagi perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia.
Pemateri pertama dalam acara seminar nasional Rakernas FoSSEI 2023 ini, yaitu Dr. Ahmad Juwaini, S.E., M.M yang menyampaikan empat economic outlook yaitu pertama peningkatan inflasi dunia, pengetatan moneter dan perlambatan ekonomi, pandemi covid-19 yang berkepanjangan, dan perang Rusia-Ukraina. Harapannya dengan adanya permasalahan yang dihadapi sekarang dapat menjadi challenge bagi Indonesia dalam mengambil langkah yang tepat kedepannya. Selain itu, “Ekonomi inklusif adalah strategi untuk meningkatkan kinerja perekonomian dengan perluasan kesempatan dan kemakmuran ekonomi. Inklusif Keuangan Syariah adalah suatu aktivitas atau upaya dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah, agar masyarakat mampu mengelola dan mendistribusikan sumber-sumber keuangannya dengan prinsip syariah. Contoh inklusi syariah: Pusat Investasi Pemerintah (PIP), BMT,” ujar Dr. Riduwan, M.Ag.
Dr. Mochlasin Sofyan, M.Ag. mengungkapkan tentang bagaimana mengoptimalisasi peran mahasiswa dalam meningkatkan inklusivitas ekonomi syariah dengan modal insani mahasiswa. Apalagi akan adanya fase demographic dividend yaitu kondisi dimana populasi masyarakat dan individu dengan usia produktif 15-64 tahun mengalami peningkatan yang pesat. Titik ini bisa menjadi peluang besar bagi sebuah negara untuk meningkatkan performa ekonomi industri. (MAA)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!